![]() |
Sopir truk pekerja Bandara baru Nabire mogok kerja
Para sopir saat mogok dan berbincang dengan perwakilan perusahaan di depan Kamp – BumiofiNavandu/Dok Gabriel Motorbongs.
Nabire, BumiofiNavandu – Sebanyak 160 sopir truk melakukan aksi mogok kerja dan meminta tambahan upah. Para sopir truk tersebut adalah pekerja untuk penimbuhan Bandar udara Douw Atarure di Kaladiri, Distrik Wanggar Kabupaten Nabire Papua.
Mereja bekerja dibawah PT Modern yang merupakan satu diantara tiga sub kontraktor yang mengerjakan Bandara Baru itu.
“PT Modern kasih kami per retnya Rp 50.000 ditambah 2,5 liter solar. Dan kami minta dinaikan solar 3 liter liter dan per retnya Rp 60.000,” ujar Bedu, salah satu sopir truk melalui selulernya kepada Bumiofo di Nabire. Kamis (08/04/2021).
Dikatakan, permintaan dinaikan upah dan solar lantaran tidak cukup solar 2,5 liter untuk menempuh jarak kurang lebih 5 kilo meter. Apalagi upah yang hanya 50 ribu per retnya.
Sehingga, mereka hanya meminta perusahaan untuk menambah solar 0,5 liter dan Rp10 ribuh untuk upahnya.
“Jelas kami rasa rugi, karena jarak dari ambil muatan ke areal bandara jauh,” kata sopir yang mengakuh sudah 3 bulan kerja ini.
Sopir lainnya, Gabriel Motorbongs menambahkan, bahwa aksi mogok akan berlangsung hingga ada kejelasan dari perusahaan. Seain itu, pihaknya telah mengirformasikan persoalan ini kepada DPRN Nabire dan meminta dimediasi antara perusahaan dan pekerja (Sopir).
Sebab kata dia, awalnya jarak tempuh hanya 4 kilometer. Sedangkan saat ini jauh dan lebih dari enam kilo dengan kondisi jalan yang kurang baik.
“Ini yang kami pikirkan rasa keberatan. Kalau jarak tempuh masih sama dan jalan bagus mungkin tidak ada persoalan,” kata Motorbongs.
Ia mengakuh, saat ini dua sub kontrakan lainnya tetap bekerja lantaran upah kerjanya bagus. Sehingga, pihaknya tetap melakukan mogok hingga ada penyelesaian dengan DPRD Nabire.
“Kami tetap mogok. Kalau subkon dua yang lain tetap kerja. Bayangkan, muatan 4 baket full dan rata bak, jalan kurang bagus dan jarak. Jadi sementara kami mogok,” ucapnya.
Perwakilan PT Modern, Maxi membenarkan jika para sopir melakukan aksi mogok. Ia mengatakan, pihaknya memang membutuhkan karyawan agar pekerjaan segera tuntas.
Namun, aturan yang dikeluarkan perusahaan dinilai telah sesuai dengan uji yang sudah dilakukan sebelumnya dengan mobil perusahaan.
“Benar, itu yang mereka inginkan,” ungkapnya.
Namun jelas Maxi, upah yang diberikan merupakan kesepakatan bersama sejak awal kerja.
Selain itu, pihak perusahaan tidak memanggil para sopir untuk bekerja di perusaan tersebut. akan tetapi, para sopirlah yang datang untuk meminta pekerjaan pada perusahaan.
“Kami hargai mereka tapi jujur tidak panggil kerja, mereka yang datang minta pekerjaan. Dan itu sudah kesepakatan doi awal kerja,” jelasnya.
Sehingga lanjut dia, jika tidak menyanggupi bekerja, dipersilahkan untuk berhenti dan perusahaan tidak memaksa.
“Upah kami kasih dengan tambahan solar, itu solar harga industry dan semua sudah diperhitungkan,” ungkapnya.(Red)
