Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Lingkungan

Warga Nabire dinilai belum sadar untuk membuang sampah

88
×

Warga Nabire dinilai belum sadar untuk membuang sampah

Sebarkan artikel ini
Tumpukan sampah di lorong masuk Pasar Sore, keluharan Siriwini Nabire. Rabu, (01/09/2021). – Bumiofinavandu.
Example 468x60

Nabire, Bumiofinavandu – komunitas Amoye di Nabire menilai, sebagian warga Nabire khususnya di Distrik Nabire, Papua atau Distrik Kota belum sepenuhnya sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Pakahal kata Yatipai, Pemkab melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nabire sedang gencar melakukan gerakan sadar sampah. Gerakan dimaksud adalah DLH dengan truk pengangkut sampah saban hari akan berkeliling ke Kelurahan atau rumah penduduk untuk mengangkut sampah dari rumah warga, denganjwdwal sesuai Kelurahan di Distrik Nabire.

“Warga saya lihat masih kurang sadar. padahal truk sampah sudah disediahkan pemerintah untuk ambil sampah ke rumah-rumah,“ ungkap Ketua Komunitas Amoye, Bentot Yatipai di Nabire. Rabu (01/09/2021).

Menurutnya,ada titik-titik tententu yang masih menjadi sasaran pembuangan sampah. Misaklnya di lorong masuk pasar Sore, di Kelurahan Nabarua. Beberapa lorong masuk di jalan cuci kelurahan Siriwini, serta beberapa lorong lainnya.

Disana, terlihat berbagai macam sampah d kantong plastic atau karung diletakan dipinggir jalan. Sampah tersebut biasanya dibuang oleh oknum-oknum tertentu di malam hari saat suasana sepih.

“biasanya anjing ataubinatang menggigit karung atau plastik bungkusan sampah maka pasti berserahkan. Ada sisa makanan, ada bekas popok bayi dan sebagainya. Ini sangat merusak pemandangan,” tuturnya.

Dengan kondisi ini, Ia menilai, respons masyarakat tentang peduli lingkungan sangat minim, terbukti dengan sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Sehingga, butuh aktor penggerak gunanya menyadarkan warga.

Sehingga butuh aktor untuk menggerakan warga agar sadar akan lingkungan yang bersih. Aktor itu adalah aparat kelurahan dan kampong, termasuk ketua RT/RWnya. Sebaba untuk mencapai Nabire yang sehat dan bersih dari sampah tidak harus dilandasi ketergantungan terhadap petugas kebersihan kebersihan saja.“Jadi semua elemen masyarakat harus bergerak bersama, dimulai dari kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Lalu harus ada ketegasan berupa arahan dari ketua – ketua RT dan Lurahnya,” ungkap Bentot.

Yatipai meminta kepada masyarakat Nabire untuk mendukung upaya pemerintah dalam memerangi sampah. Ini menilai, kendati penanganannya belum maksimal namun setidaknya tidak seperti Tahun-tahun sebelumnya yang terjadi penumpukan sampah di beberapa titik.

Sehingga tidak seenaknya menaruh sampah di jalan atau pinggiran jalan. Hendaknya warga mengikuti upaya yangtelah dilakukan pemerintah, lalu membuang sampah atau memberikan kepada armada dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang memasuki setiap kelurahan dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

“Sekarang kita tinggal buang masuk ek dalam mobil petugas, kita tidak repot lagi. Jadikami sangatharap agar semua orang di kota ini sadar akan sampah,” kata Yatipai.

Terpisah, Yulius Nanthy mengatakan masyarakat Nabire sangat sadar akan kebersihan. Terbukti, setiap rumah dan lingkungan selalu dibersihkan namun sayangnya masih ada oknuk yang seenaknya membuang sampah ke ruang publik seperti pinggir jalan umum.

Namun jangan ada yang tampil seolah-olah menjadi pahlawan dan melindungi melindungi pemerintah yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melayani masyarakat.“Apa yang disampaikan inibenar, tapi jangan ada Pahlawan diantara kita,” kata Nanthi.

Menurutnya, jika hari ini Nabire terlihat mulai bersih dari sampah yang berhamburan di area public. Artinya Pemerintah mulai hadir lewat Bupati Karateker/Penjabat Bupat pasca masa jabatan Bupati definitif. 

Namun jangan juga ada yang menyalahkan masyarakat. Namun hendaknya mendorong Pemerintah melalui institusi yang merupakan leading sektornya dan didukung oleh instansi terkait lainnya untuk lebih maksimal bekerja tuntaskan sampah mulai dari hulu sampai ke hilir. karena kewenangan, kebijakan, rencana dan penganggaran berada di pemerintah dan bukan masyarakat. 

Ia menilai, Lanjut Nanthy, kebijakan PJ Bupati inipun bisa jadi adalah kebijakan incremental (tambal sulam) dari kebijakan terdahulu yang tidak tuntas dan maksimal dalam penanganan sampah.

“Sampah sudah di tempat publik sejauh kemapuan masyarakat bekerja menjaga kebersihan lingkungannya. Di tempat publik adalah tugas pemerintah masah masyarakat sudah bayar pajak dan retribusi segala macam trus masih mau berharap mereka angkat sampah satu kantong plastik setiap hari sampai ke TPA sementara TPS saja tidak jelas,” tiuturnya.

Selemumnya, Penjabat Bupati Nabire Dokter Antor T Mote, pada Senin (14/6/2021) silam telah melaunching gerakan kebersihan yang dimaksudkan agar semua orang bertanggungjawab terhadap
kebersihan. mulai dari organisasi perangkat daerah (OPD), kelapa kampung/Lurah hingga RT dan RW.

“Maka perangkatnya ini kita gerakan hari ini, agar terus berjalan sehingga gerakan sampah dikendalikan oleh perangkat ini,” Dokter Anton T.  Mote.

Menurutnya, SDM maupun fasilitas penunjang sudah disiapkan untuk gerakan ini. Ia berharap, ini menjadi sebuah respons
kebangkitan untuk seluruh perangkat bekerja dan bertanggungjawab terhadap kebersihan Kota Nabire.(*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!