Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Religius

Umat Katolik memasuki masa pantang dan puasa

257
×

Umat Katolik memasuki masa pantang dan puasa

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Nabire, Bumiofinavandu – Paroki St. Antonius Bumiwonorejo, Nabire, Papua, melaksanakan ibadah Rabu Abu (02/03/2022). Perayaan Rabu Abu tersebut dipimpin langsung oleh Pastor Paroki, Bennyamin Sugiyataggu Magay, Pr diikuti ratusan umat Katolik di daerah ini.

Dalam Khotbahnya, Pastor Bennyamin, mengajak umat Katolik di Parokinya untuk memperbaharui Diri pribadi, Keluarga, Gereja dan Masyarakat.

Untuk itu, umat dituntut untuk mempersiapkan diri dalam menyongsong kemerdekaan sejati yang dibawah oleh Tuhan Yesus disaat Paskah.

“Jadi umat diajak untuk siapkan hati dengan sungguh-sungguh selama 40 hari dan 40 malam untuk benar-benar merayakan paskah nantinya. Maka kita mulai memasuki masa pantang dan puasa,” ujar Pastor Bennyamin Pr.

Menurutnya, dalam menyiapkan diri tidak perlu harus memamerkan kepada orang lain. misalnya, harus memberitahukan bahwa dirinya sedang berpuasa dan melakukan pantang dan sebagainya.

Kata Pastor Benny, itu tidak perlu. tetapi lakukan itu sesuai keyakinan dan hanya diri pribadi lah yang tahu dengan Tuhan.

“Sehingga akan merasakan suka cita dan keselamatan,” tuturnya.

Apa itu Rabu Abu

Melansir dari Catholic.org, arti Rabu Abu bagi umat Katolik merupakan hari pertama prapaskah yang jatuh pada hari Rabu.

Rabu Abu, biasanya akan ditetapkan pada 40 hari sebelum Hari Raya Paskah (tanpa hari Minggu) atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum Jumat Agung.

Umat Katolik yang berusia 18-60 tahun juga diwajibkan untuk berpuasa pada hari tersebut.

Rabu Abu atau dalam bahasa Inggris disebut Ash Wednesday. Adalah abu yang melambangkan debu. Hari Rabu Abu akan diliputi dengan pemakaian abu berbentuk tanda salib di kening.

Abu dalam Rabu Abu ini melambangkan debu yang dipercaya digunakan Tuhan untuk menciptakan Manusia. Selain itu, abu juga melambangkan kesedihan, dalam hal ini kesedihan karena kita telah berbuat dosa dan menyebabkan perpecahan dari Tuhan.

Pada perayaan Rabu Abu, abu berasal dari daun palma yang telah diberkati di hari Minggu Palma pada Tahun sebelumnya yang dibakar. Abunya yang berbentuk tanda salib di kening tidak perlu dipakai sepanjang hari, abu boleh dibasuh setelah Misa. Namun, banyak orang tetap memakai abunya sebagai kenang-kenangan hingga malam hari.

Hari Rabu Abu mengingatkan kita bahwa umat Katolik, harus menyiapkan diri dengan menyadari kesalahan kita dan bertobat dengan berpantang dan berpuasa. Umat juga harus menyadari bahwa dunia ini hanyalah sementara dan Kerajaan Allah yang kekal akan menanti kita.

Rabu Abu selalu ditetapkan pada 40 hari sebelum Hari Raya Paskah (tanpa hari Minggu) atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum Jumat Agung. Umat Katolik yang berusia 18-60 tahun juga diwajibkan untuk berpuasa pada hari tersebut.

Pengertian Rabu Abu atau dalam bahasa Inggris disebut Ash Wednesday berkaitan dengan abu yang melambangkan debu. Melansir dari situs Catholic.org, Hari Rabu Abu diliputi dengan pemakaian abu berbentuk tanda salib di kening.

Abu dalam Rabu Abu ini melambangkan debu yang dipercaya digunakan Tuhan untuk menciptakan Manusia. Selain itu, abu juga melambangkan kesedihan, dalam hal ini kesedihan karena kita telah berbuat dosa dan menyebabkan perpecahan dari Tuhan.

Pada perayaan Rabu Abu, abu berasal dari daun palma yang telah diberkati di hari Minggu Palma pada tahun sebelumnya yang dibakar. Abunya yang berbentuk tanda salib di kening tidak perlu dipakai sepanjang hari, abu boleh dibasuh setelah Misa. Namun, banyak orang tetap memakai abunya sebagai kenang-kenangan hingga malam hari.

Hari Rabu Abu mengingatkan kita bahwa kita harus menyiapkan diri dengan menyadari kesalahan kita dan bertobat dengan berpantang dan berpuasa. Kita juga harus menyadari bahwa dunia ini hanyalah sementara dan Kerajaan Allah yang kekal akan menanti kita.

Asal-usulnya Rabu Abu

Dilansir dari situs BMV Katedral Bogor, Rabu Abu berawal dari abad ke-5 SM. Pada Perjanjian Lama, abu digunakan sebagai lambang perkabungan, rasa penyesalan dan pertobatan umat manusia. Saat itu, setelah Yunus berseru agar orang-orang kembali kepada Tuhan dan melakukan pertobatan, Kota Niniwe kemudian melakukan puasa dan mengenakan kain kabung lalu duduk di atas abu.

Yesus juga sudah menyinggung pemakaian abu yang ditujukan untuk kota yang menolak melakukan pertobatan dari dosa. Gereja Perdana juga menggunakan abu sebagai simbolis yang serupa.

Selanjutnya pada abad pertengahan, gereja memakai abu sebagai tanda dimulainya masa pertobatan PraPaskah. Hal itu juga sebagai tanda bahwa kita sudah menyesali segala dosa yang telah diperbuat.

Pengertian Rabu Abu telah dijabarkan. Di halaman selanjutnya ada penjelasan mengenai pantang dan puasa bagi Umat Katolik.

Puasa memiliki arti memurnikan hati dan lebih memusatkan perhatian untuk berdoa dan juga merupakan bentuk dari persembahan sehingga puasa dapat disebut doa dengan tubuh. Dengan menjalankan puasa, maka seseorang akan menata kembali tingkah laku dan segi rohani dalam hidupnya.

Sementara itu, pantang dilaksanakan sebagai bentuk pertobatan kita. Umat Katolik wajib berpantang pada selama 7 hari, yakni pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Agung. Jika kita berpantang, pilihlah makanan/minuman yang paling kita sukai, seperti daging atau kopi.(*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!