Nabire, Bumiofinavandu – Bencana alam khususnya banjir dalam beberapa waktu terakhir terus terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya adalah di Jayapura, Provinsi Papua, yang beberapa titik terendam banjir lantaran hujan deras yang mengguyur wilayah itu sejak Kamis (06/01). Hal tersebut menarik simpati dan empati masyarakat Papua di Kabupaten Nabire. Upaya penggalangan dana pun dilakukan sejak kemarin (11/01)di beberapa titik lampu merah di sore hari dengan music dan goyangan yang memakau setiap pengendara guna menggerakan hatinya untuk memberi sumbangan.

Koordinator aksi, Nancy Worabay menjelaskan bahwa aksi dilakukan berbagai komunitas di Nabire yang dimotori oleh Forum Komunikasi Perempuan Nabire (FKPN) bersama relawan-relawan Nabire hebat, untuk melihat situasi yang sedang terjadi bencana banjir di Jayapura.
“Kami baru punya kesempatan sekarang untuk turun ke jalan. jadi di titik-titik tertentu di lampu merah akan ada kotak-kotak kemanusiaan yang disodorkan kepada pengendara,” tuturnya ketika dijumpai di pertigaan lampu merah MAFF, Selasa (11/01/2021).
Kegiatan tersebut kata Dia, direncanakan akan berlangsung selama tiga sampai tujuh hari yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Selain itu, donasi yang dilakukan hanya menerima sumbangan berupa uang dan tidak menerima sumbangan barang.
Hal ini mengingat jika donasi barang akan memerlukan biaya dan pengiriman mengingat transportasi dan lain sebagainya. Sedangkan uang bisa langsung ditransfer kepada pihak yang bertanggungjawab di Jayapura.

“Jadi nanti kalau sudah selesai galang donasi baru kami duduk bersama untuk tentukan seperti apa sunvangan diberikan kepada korban berdampak di sana dan jangan sampai bantuan salah sasaran,” ungkapnya.
Nancy, berterima kasih kepada seluruh pengguna jalan terutama di lampu-lampu merah, yang sudah memberikan sumbangannya di dalam kotak kemanusiaan yang telah disodorkan oleh anggota komunitas.
Ia pun berharap dalam memberikan sumbangan, jangan pernah merasa kecewa. Sebab Tuhan akan membalas kebaikan dari orang yang ikhlas. Sebab soal bencana, manusia tidak bisa memperkirakan kapan datang. Jangan sampai suatu saat Nabire mengalami hal yang sama, maka tentunya memerlukan uluran tangan dari orang lain.
“Terima kasih kepada mereka yang sudah sumbang, Tuhan memberkati,” pungkasnya.(*)