Nabire, Bumiofinavandu – Rencana Pemkab Nabire untuk membangun pasar bagi mama-mama Papua akan terealisasi Tahun ini. Kepala Dinas Perdagangan Nabire, Yeremias Bindosano, mengatakan, pihaknya akan segera membangun pasar yang diperuntukan bagi para pedagang mama-mama asli Papua.
“Kita rencana dalam Tahun ini akan dibangun,” kata Bindosano usai memberikan bantuan kepada mama-mama pedagang pasar di aula Setda Nabire. Kamis (17/9/2020).
Menurut Bindosano, seharusnya sejak 2019 silam sudah hendak dilaksanakan pekerjaannya. Namun dengan keterbatasan waktu sehingga didorong untuk dilimpahkan Tahun 2020. Namun terkendala lagi akibat memasuki Tahun 2020 terhalang dengan pandemi covid-19 dan tertunda hingga baru mau terlaksana.
“Dan saat ini, kami sedang melakukan koordinasi dengan lembaga pelelangan,” tutur Dia.
Dijelaskan, pembangunan pasar tersebut direncanakan akan menelan anggaran sebesar 6 milyar lebih yang diperoleh dari dana APBD Prioritas dengan lokasi pembangunan di terminal Oyehe.
Pasar yang rencananya dua lantai ini akan diprioritaskan untuk mama-mama Papua, sehingga menjadi Sentra aktivitas dan usaha seluruh masyarakat Papua.
“Kita dua lantai. Lantai pertama untuk tempat jualan, sementara lantai dua untuk tempat pelatihan. Jadi bisa pajang hasil kerajinannya, seperti noken dan sebagainya,” jelas Bindosano.
Untuk itu, ia meminta kepada mama-mama Papua bahwa janji pemerintah akan segera terwujud. Yang artinya bahwa pemerintah tidak akan diam tetapi terus akan memperjuangkan dan menjawabnya. Sebab pemerintah melalui kebijakan Bupati sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan pasar.
“Sehingga kami minta dukungan dari mama-mama Papua untuk memberikan dukungan moril terutama menyangkut lingkungan dan kenyamanan, agar tidak ada gangguan dari pihak lain,” tuturnya.
Lanjut Bindosano, terkait dengan mama-mama Papua dan pasar, pihaknya membuka diri dan siap bekerja sama jika ada lembaga atau pihak swasta lain yang ingin memberi dukungan berupa pelatihan atau sejenisnya untuk meningkatkan manajemen bagi mama-mama.
“Kami siap jika ada pihak selain pemerintah yang mau menolong atau back up terutama dalam membina mama-mama. Kami siap bekerja sama dengan prinsip untuk saling menopang potensi sumber daya manusianya,” lanjut Kadis Bindosano.
Terpisah, Juru bicara Asosiasi Pedagang Asli Papua (APA), Mikael Kudiai mengatakan rencana ini sudah sejak dua Tahun terakhir namun belum terealisasi.
Untuk itu APA berharap agar rencana dan janji itu tidak hanya menjadi buah bibir tetapi harus diwujudkan sehingga mama-mama dapat merasakan kenyamanan dalam beraktivitas.
“Janji sudah berapa kali. jadi kalau bisa harus diwujudkan. Mama-mama itu tidak bodoh, mereka tau kalau selalu ada janji. Jadi kami berterima kasih dengan harapan agar segera diwujudkan,” kata Kudiai.(*)