Sugapa, Bumiofinavandu – Legislator Intan Jaya, Papua Tengah, Detinus Sani mengatakan, saat ini sedang terjadi inflasi. Inflasi tersebut akibat mahalnya harga tiket pesawat dari Nabire – an Jaya, tentunya hal ini sangat mempengaruhi harga sembako dan BBM.
“Kita di “Intan Jaya saat ini sedang inflasi dan benar-benar krisis BBM, Sembako dan lainnya” kata Detinus Sani, Selasa (05/09/2023) kemarin.
Lebih ironis lagi, saat ini harga tiket melambung tinggi yang hampir sama dengan 4 juta rupiah. Sementara tiket subsidi hanya sebesar 300 ribu rupiah dan dan carteran 25 juta.
““Ini sangat mahal. Dulu tiket subsidi hanya mencapai 300 ribu rupiah, carteran hanya 28 juta, naik lagi menjadi 40 juta. Akibatnya berdampak pada harga sembako dan BBM di Intan Jaya,” ungkap Sani.
Dijelaskan, melonjaknya harga sembako dan BBM di Intan Jaya saat ini, seperti harga eceran bensin yang awalnya 40 ribu per liter. Namun sekarang naik antara 100 sampai 200 ribu per liter.
Kemudian harga telur yang sebelumnya hanya 5.000 per butir, kini naik menjadi 15 ribu rupiah untuk dua butir.
“Lalu ada mie instan (supermi) yang dulunya 5. 000 rupiah kina naik lagi menjadi 15 ribu per dua bungkus,” jelas Sani.
Lagi-lagi Detinus menegaskan bahwa Inflasi daerah yang terjadi, akibat dari mahalnya harga tiket pesawat. Ia menilai kenaikan tersebut dilakukan maskapai penerbangan di Nabire.
“Ini maskapai yang ciptakan,” tegasnya.
Untuk itu, Sani berharap agar pihak eksekutif segera mengambil langkah serius guna mengatasi persoalan yang sedang terjadi.
“Kami berharap, Pemkab Intan Jaya segera mengambil langkah dan serius melihat persoalan ini, lalu menyelesaikan. Ini demi masyarakat yang ada di Kabupaten Intan Jaya,” harap Detinus Sani.[*]
Dapatkan update berita Bumiofinavandu.com dengan bergabung di Telegram. Caranya muda, Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di Android/Ponsel lalu klik https://t.me/wartabumiofinabirepapuatengah lalu join. Atau dapatkan juga di medsos (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Tiktok) dengan nama akun Warta Bumiofi.