Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Pendidikan

KBM Tatap muka di Nabire segera dilangsungkan

55
×

KBM Tatap muka di Nabire segera dilangsungkan

Sebarkan artikel ini
Salah satu siswi SMP N I Nabire ketika mendapatkan surat pemberitahuan dari gurunya terkait proses KBM Nanti, Selasa (31/8/2021). – Bumiofinavandu.
Example 468x60

Nabire, Bumiofinavandu – Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di untuk seluruh jenjang pendidikan Kabupaten Nabire akan segera dilangsungkan. terkecuali Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal atau 3T yang selama ini tetap melaksanakan. Jenjang pendidikan di maksud adalah TK, SD, SMP hingga SMA.

“Jadi mulai besok (hari ini) tanggal 31 KBM sudah harus berjalan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Nabire, Yulianus Pasang di Nabire. Senin (30/8/2021).

Namun kata Pasang, belum tentu semua sekolah akan melaksanakan KBM di hari yang sama. mengingat ada workshop untuk sekolah-sekolah yang juga sedang dilangsungkan kepada guru-guru oleh Disdik.

Sehingga kesiapannya untuk tatap muka disesuaikan dengan sekolah masing-masing. Maka diharapkan kepada sekolah-sekolah untuk segera mempersiapkan belajar tatap muka, paling lambat Minggu depan sudah dilaksanakan.

”Kalau instruksi Disdik mulainya tanggal 31. tapi kembali lagi ke sekolahnya apakah sudah siap atau belum,” tuturnya.

Pasang menjelaskan, untuk belajar tatap muka khususnya untuk Sekolah Taman Kanak-kanak 32 %. sedangkan bagi SD, SMP dan SMA harus 50 persen. sehingga, bukan hanya siswanya masuk sekolah 50% akan tetapi materi atau pelajarannya juga diharuskan 50%. Dan proses pembelajaran nantinya masuk pukul 07.30 dan pulangnya pukul 12.00 WIT.

Termasuk prokesnya, jika ada sekolah yang belum siap menjalankan prokes maka belum bisa menjalankan proses KBM.

“Tapi dari pantauan Disdik baik Kadis, pengawas serta bidang, hampir kebanyakan sekolah sudah siap. memang belum semua kami turun pantau karena pemantauannya bertahap dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain. dan kami sedang melaksanakan pantauan itu,” jelasnya.

Sedangkan terkait vaksin covid-19 terhadap guru dan siswa ungkap Pasang, sebenarnya harapan dari Pemerintah Pusat, Provinsi hingga Kabupaten/Kota.  bahwa seharusnya seluruh masyarakat mendapatkan vaksin, tidak terkecuali siswa-siswi berumur 12 Tahun keatas. Sebab tujuan pemberian vaksin adalah untuk melindungi diri dari penyakit covid-19.

Sebab faktanya bahwa kebanyakan guru di Nabire yang telah mendapatkan vaksin telah mencapai 90%. sementara yang belum hanya mereka (guru) yang belum dibolehkan akibat dari penyakit komorbit.

“Sedangkan untuk anak sekolah memang tidak dipaksakan. Akan tetapi ini butuh kesadaran,sebab jika semua difaksin maka sekolah tidak akan membagi persesi dalam proses belajarnya. Artinya tidakada pemisahan antara yang sudah di vaksin dan yang belum,” ungkapnya.

Harapan Pasang, agar masyarakat dalam hal ini orang tua murid dan Pemerintah sependapat untuk mendapatkan vaksin, agar dapat memperkuat kekebalan tubuh. Dan tak kalah penting adalah vaksin atau belum vaksin harus tetap mematuhi prokes dengan memakai masker. Dengan memakai masker, mencuci tangan serta menjaga jarak dan berpola hidup sehat.

Kemudian untuk anak sekolah yang sudah divaksin atau belum, ada langkah-langkah yang disiapkan oleh sekolah. yang teknik pelaksanaan misalnya, bagi siswa yang sudah divaksin dipisahkan dengan sisw yang belum di vaksin. misalnya hari ini yang masuk adalah mereka yang di vaksin, esoknya yang belum divaksin.

“Jadi mari kita saling mendukung agar proses belajar mengajar tidak terganggu,” harap Pasang.

Terpisah, Kepala Sekolah SMP Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Immanuel Nabire, Yetti P. Korowa menambahkan, sekolahnya  belum dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sebab sebagian besar anak didinya belum di vaksin, sehingga proses belajardaring atau online masih terus berlangsung.

Sehingga untuk peserta didik mendapatkan vaksin,pihaknya sedang berupaya untuk melakukan pertemuan dengan orangtua murid. Agar mereka (orangtua murid yang mengantar atau membimbing langsung anaknya untuk mendapatkan vaksin.

“Intinya orangtua yang bawah anaknya untuk vaksin sendiri, harus ada kesepakatan dulu antara sekolahdan orang tua. Tapi untuk persiapan tatap muka dari sekolah, kalau guru sudah vaksin, hanya yang belum adalah mereka (guru) yang memiliki penyakit bawaan,” tambah Korowa.(*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!