Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Artikel

Menelusuri jejak kembang api dan petasan saat malam pergantian Tahun; Bagaimana Nabire?

343
×

Menelusuri jejak kembang api dan petasan saat malam pergantian Tahun; Bagaimana Nabire?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi pesta kembang api di malam pergantian Tahun. – Bumiofinavandu/Pixabay.com
Example 468x60

Nabire, Bumiofinavandu –   Beberapa jam lagi ke depan, Manusia di bumi ini akan merayakan malam pergantian Tahun tepat pada pukul 00.00. maka tradisi mencatat bahwa berbagai persiapan tentu dilakukan untuk menyambut Tahun baru itu yang hendak disambut dengan semeriah mungkin. Misalkan dengan meniup terompet, pesta kembang api, berkumpul dengan keluarga, bakar-bakar (ikan atau daging), berkemah, liburan, event konser, dan sebagainya.

Semua yang dipersiapkan tentunya tak lepas dari tradisi petasan dan kembang api, baik di perkotaan hingga ke pelosok Desa atau Kampung. Yang dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa, pria maupun wanita.

Kembang api dan petasan biasanya dilakukan pada malam hari. Jalan-jalan, halaman rumah atau tempat keramaian, maka serpihan kertas bekas ledakan akan berhamburan di mana-mana.

Dilarang

Pada Tahun 60’an, petasan menjadi salah satu masalah Nasional kalah itu. Dimana akibat bermain petasan dan kembang api, banyak orang yang menjadi korban karena tidak berhati-hati.

Diberitakan Harian Kompas 23 November 1967, Gubernur DKI Jakarta melarang membuat, menyimpan dan memperdagangkan mercon dan kembang api, termasuk menyalakannya. Hukuman pidana tindakan tersebut tercantum dalam Vuurwerk Ordonantia 1932 Stb 3 1932 No 143 jo Stbl 1933 no 9. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Kemudian pada 31 Desember 1968, dilaporkan 426 orang luka-luka dan 2 orang meninggal karena petasan saat menyambut Idul Fitri tahun itu. Harian Kompas 24 November 1969 menulis, ada 172 korban luka karena petasan di Bandung saat bulan puasa baru berjalan 11 hari. Satu korban tewas dan tiga orang harus kehilangan beberapa jarinya karena ledakan petasan.

Awal mula petasan dan kembang api

Sejumlah pelaut Inggris berdiri di dekat sebuah meriam milik Kesultanan Zanzibar yang mereka rebut usai perang pada 27 Agustus 1896.(Richard Dorsey Mohun)

Melansir dari American Pyrotechnics Safety and Education Foundation, sekitar tahun 800 Masehi, ahli Kimia di China mencampurkan kalium nitrat, sulfur, arang, dan berhasil membuat mesiu mentah. Mereka (Para ahli kimia) tersebut konon sedang berusaha menciptakan resep kehidupan abadi. Orang-orang China percaya bahwa ledakan bisa mengusir roh jahat. Meskipun tujuan utama gagal, namun apa yang mereka ciptakan mampu mengubah dunia saat ini.

Untuk menciptakan kembang api pertama di dunia ini, orang China membungkus mesiu ke dalam tunas bambu lalu melemparkannya ke dalam api sehingga menimbulkan ledakan kencang. Setelah itu, kembang api berevolusi. Tunas bambu digantikan dengan tabung dari kertas. Namun, kali ini mereka tidak langsung melemparkan tabung ke dalam api, melainkan menggunakan kertas tisu sebagai sumbu.

Dilansir dari National Geographic (4/6/2019), Pada abad ke-10, orang-orang China mulai menyadari bahwa mereka dapat membuat bom dari mesiu. Mereka pun terbiasa melekatkan petasan ke panah sebelum menembak musuh. Dua ratus tahun berikutnya, kembang api dikembangkan menyerupai roket: Ia dapat dilepaskan ke area lawan tanpa menggunakan bantuan panah. Teknologi ini masih digunakan sampai sekarang–terutama saat acara pertunjukkan kembang api.

Simbol perayaan Pada 1295, Marco Polo membawa kembang api dari China ke Eropa. Kemudian, sekitar abad ke-13, bubuk mesiu dan resep untuk menciptakannya pun tersebar di Eropa hingga Semenanjung Arab. Menyebar melalui para diplomat, penjelajah dan misionaris Perancis. Dari sana lah, Barat mulai mengembangkan mesiu menjadi senjata yang lebih kuat seperti meriam dan senapan.

Meski begitu, orang-orang Barat tetap mempertahankan ide orisinal kembang api dan menggunakannya saat perayaan. Baca juga: Meriam Blek, Mainan Pengganti Petasan Saat Natal Kreasi Anak-anak NTT Kembang api pertama di Kerajaan Inggris dinyalakan untuk merayakan pesta pernikahan Henry VII pada 1486. Dari awalnya di China untuk meramaikan setiap hari besar dan hajatan, budaya menyalakan petasan tersebut juga akhirnya menyebar ke banyak Negara, termasuk Indonesia. [https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/23/130000165/].

Bagaimana dengan malam pergantian Tahun baru di Nabire

Di Kabupaten Nabire, Papua, tidak ketinggalan dalam memeriahkan malam pergantian Tahun. Berbagai persiapan dilakukan warga dan komunitas dengan caranya masing-masing. Tak ketinggalan adalah petasan dan kembang api, yang mulai marak diperjualbelikan sudah sejak seminggu terakhir.

Puluhan pedagang enceran petasan dan kembangapi mulai menjajakan dagangannya di beberapa lokasi. Sebut saja di Areal RTH Pantai Nabire, Oyehe dan lainnya.

Sumber terpercaya menyebut, pedagang musiman petasan dan kembang api ini terbagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing dikoordinir oleh seorang penanggung jawab. Diantara beberapa kelompok itu, ada seorang yang bertanggung jawab untuk keseluruhan kelompok.

Dia mengaku, para pedagang mendapatkan barang jualannya dari seorang pengusaha besar.

“Kami terbagi beberapa kelompok dengan ketuanya masing-masing. Misalnya lima sampai sepuluh orang satu kelompok,” ujar Sumber yang enggan menyebut namanya ini. Rabu (29/12/2021).

Sebelum berjualan jelas sumber ini, ketua kelompok akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan izin, yaitu Pemerintah Daerah dan Kepolisian. Jika permohonan izin tidak diterbitkan maka tidak boleh ada penjualan.

Ada biaya administrasi yang harus diselesaikan. Misalnya, izin penjualan hingga biaya sewa tempat.

“Untuk sewa tempat ini sebesar Rp750.000 (jutuh ratus lima puluh ribu rupiah). Belum lagi untuk keamanan dan pemkab. Jadi total bisa capai Rp5.000.000 (lima juta rupiah),” jelasnya.

Himbauan Kapolda Papua

Kapolda Papua Irjen Pol. D Fakhiri, S.I.K menyatakan situasi Kamtibmas di Papua dalam keadaan aman jelang perayaan Tahun Baru 2022, Kamis (30/12).

Irjen Pol. D Fakhiri, menghimbau masyarakat di daerah ini dalam merayakan malam pergantian Tahun sebagai berikut;

Himbauan ini berdasarkan Inmedagri No.62 Tahun 2021 tentang pencegahan dan penanganan covid-19 saat Nataru.

Himbauan Kapolres Nabire

Himbauan Kapolres Nabire.

Kapolres Nabire, AKBP I Ketut Suarnaya, SIK, mengeluarkan tujuh himbauan dalam menyambut malam pergantian Tahun 2021 ke 2022. sembilan poin itu diantaranya;

2. Jika meninggalkan rumah, pastikan situasi rumah dala keadaan aman, untuk menghindari terjadinya kebakaran maupun pencurian.

3. Hindari mengkonsumsi minuman keras dan beralkohol.

4. Dilarang melakukan konvoi/ugal-ugalan dalam berkendaraan yang dapat mengganggu kenyamanan dan ketertiban umum.

5. Dilarang menggunaka knalpot bising.

6. Dilarang menghidupkan petasan karena berbahaya bagi keselematan diri sendiri dan orang lain.

7. Tidak membawa senjatatajam.

8. Jaga solidaritas dan toleransi antar umat beragama.’

9. Patuhi protokol kesehatan covid-19.

Himbauan DPRD Nabire

Sambena Inggeruhi dalam acara Natal bersama diKampung Sima, Senin (27/12/2021). – Bumiofinavandu.

Anggota DPRD Nabire, Sambena Inggeruhi  menghimbau kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Nabire, Papua, agar tidak merayakan euforia pergantian Tahun baru dengan berlebihan.

“Perayaan Tahun baru jangan sampai berlebihan,” ujar Inggeruhi. Kamis (30/12/2021).

Maksud dari euforia berlebihan menurut anggota Komisi A ini, agar masyarakat tidak merayakan dengan mabuk-mabukan, mengendarai kendaraan ugal-ugalan hingga bermain petasan dan mercun harus memperhatikan orang lain disekeliling.

Jika mabuk dan mengendarai kendaraan, tidak mematuhi aturan lain bisa mencelakai orang lain dan diri sendiri. begitupun bila main petasan dan tidak berhati-hati, juga mencelakai diri dan orang lain. apalagi Corona masih ada sehingga harus menghindari kerumunan.

“Cukup pergi ibadah lalu kembali ke rumah. jangan ada keributan, jangan konvoi kendaraan untuk hindari kecelakaan. kali petasan dan mercun ini bisa ganggu pernapasan, orang jantungan bisa terancam,, kita hindari hal-hal yang tidak diinginkan” tuturnya.

Anggota Komisi A DPRD Nabire ini juga meminta kepada aparat Kepolisian, untuk meningkatkan patroli dan melarang konvoi-konvoi di jalanan.

Selain itu Dia juga meminta agar mulai hari ini hingga H+2 Tahun Baru nanti, toko-toko minuman diberhentikan untuk sementara waktu.

“Jangan sampai kita rayakan Tahun baru tapi mencelakai orang lain. dan kalau bisa toko minuman tutup, sebab kalau buka maka percuma saja ada himbauan,” pungkasnya.

Semoga masyarakat Kabupaten Nabire, dapat mematuhi himbauwan ini.(*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!