”Ada dua jenis Noken versi Suku Besar Yerisiam Gua. Noken ini terbuat dari kulit kayu, ada yang dianyam (Arobuu, bahasa Suku Yerisiam) dan ada pula yang dijahit langsung atau utuh kulit kayunya Noken “Maruka”. Dalam pemilihan ini tidak menggunakan kotak suara, tetapi Noken atau ‘Arobu’ digunakan sebagai pengganti kotak suara.
Kampung Sima, Distrik Yaur Kabupaten Nabire, Papua, sudah memiliki Kepala Kampung (Kakam) baru. Pemilihan berjalan demokratis mirip pemilihan umum Pilpres dan Pilkada.
Pemilihan Kakam Kampung Sima, berlangsung di para-para adat Kampung itu pada Minggu (12/05/2022) lalu. Siang hari yang cerah itu, terpancar semangat ratusan warga yang antusias untuk memberikan hak suara mereka sebagai pemilih.
Dewan Suku menjadi Pansel pemilihan Kakam
Suku Empat sub suku berada dalam naungan Dewan Suku besar Yerisiam Gua, yang mengambil alih proses pemilihan Kakam. Keempat sub Suku itu adalah sub suku Akaba, sub suku Waoha, sub suku Sarakwari serta sub suku Koroba.
Sebelum dilaksanakan pemilihan Kakam, Dewan Suku melalui juru bicaranya telah meminta petunjuk dari Bupati. Apalagi Kampung Sima sudah 15 tahun dipimpin oleh Plt silih berganti yang berujung pada kesenjangan, baik terhadap pembangunan dan berbagai kebijakan karena keterbatasan wewenangnya.
Bupati Nabire kemudian secara lisan merekomendasikan pemilihan Kakam.
“Akhirnya, sesuai visi misi Bupati Nabire untuk melakukan pemilihan Kakam langsung, maka kami ingin segera Kakam definitive di Kampung Sima,” ujar Sekretaris Suku Besar Yerisiam Gua, Robertino Hanebora pada Jumat (17/06/2022).
Pemilihannya dilaksanakan oleh dewan Suku dengan panitia pemilihan adalah empat kepala sub suku. Panitia kemudian menjaring para calon Kakam, pendaftaran hingga menetapkan aturan-aturan dan tata tertib pemilihan serta persyaratan calon.
Termasuk pendataan ulang Daftar Pemilih Tetap (DPT). Juga persyaratan pencalonan yaitu minimal menamatkan SMP dan pemilih saat pencoblosan berumur maksimal 17 Tahun ke atas.
Panitia juga memberikan kesempatan kepada para calon untuk penyampaian visi misi dan tanya jawab dari Dewan suku dan sebanyak tujuh kandidat telah mencalon.
Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 380. Dari jumlah itu, kandidat Calon Kakam atas nama Benjamin Yarawobi memperoleh suara terbanyak yakni 84 suara. Hasil pemilihan kemudian telah dilaporkan kembali kepada Bupati, dan Bupati sudah mengeluarkan surat disposisi guna pelantikan SK maka rencananya pelantikan akan bersamaan dengan 71 kampung lainnya.
“Memang banyak kontroversi, misalnya Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) yang mengatakan kenapa tidak meminta izin pihaknya. Jada saya mau Tanya saja, kami minta petunjuk Bupati ini salah? Beliau kan pimpinan tertinggi di daerah ini,” tutur Hanebora.
Junjung tinggi adat
Kampung Sima adalah Kampung adat. Sebelum hadirnya Negara dan pemerintahan, seluruh keputusan tertinggi ada pada Suku. Termasuk pemilihan Kakam harus direstui oleh Dewan Suku karena dari sinilah asal usul Yerisiam terbentuk.
Sehingga Kampung tersebut sejak jaman dulu dipimpin oleh tua-tua adat. Dalam pemilihan Kakam, tokoh adat mendorong para calon untuk oleh masyarakat untuk kemudian hasilnya disahkan boleh kepala suku. Hal ini sangat erat hubungannya lantaran nama dan jabatan itu diberi langsung oleh Sultan Tidore, bahkan melekat hingga di zaman kerajaan Belanda saat masih menjajah Indonesia.
Maka Kampung Sima ingin dikembalikan menjadi Kampung adat sesuai dengan cita-cita leluhur pendiri Kampungan. Bahwa segala keputusan tertinggi adalah keputusan dewan suku atau empat sub suku yang ada. Hal tersebut tertuang didalam pasal 18 B UUD 1945 menyatakan “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
“Jadi jika ada penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh masyarakat adat, tidak dalam arti bahwa kami tidak menghargai pemerintah dan kami justru menghargai pemerintah apalagi sudah diatur didalam UUD Negara,” tutur Sekretaris Suku Yerisiam Gua, Robertino Hanebora.
Lestarikan Budaya
Pemberian suara dilakukan dengan cara mencoblos salah satu nama atau foto kandidat pada surat suara. Pencoblosan dilakukan di bilik suara. Dalam kondisi terlipat kembali, surat suara kemudian dimasukan ke dalam Noken yang telah disediakan di depan bilik suara.
Noken merupakan satu warisan dari leluhur orang asli Papua. Google pada (4/12) lalu memilih noken Papua sebagai bagian dari Google Doodle dalam merayakan hari pengakuan tas tradisional masyarakat Papua. Unesco pada 2021 silam menetapkan sebagai warisan budaya dunia.
Benda ini sudah menjadi terkenal bukan hanya di Papua saat itu tetapi sudah mendunia. Noken merupakan tas tradisional masyarakat Papua. Biasanya, noken terbuat dari serat kayu, daun, atau batang anggrek, yang dibuat dengan cara dianyam atau dirajut.
Bagi orang Papua, noken bukan hanya sekedar tas untuk membawa barang-barang sehari-hari, melainkan memiliki nilai yang diajarkan oleh nenek moyang masyarakat Papua lintas generasi.
“Noken bagi orang Yerisiam pada zaman bahula (Dahulu Kala) sangat berarti dan bermanfaat, sebab zaman itu belum ada tas, brankas atau tempat untuk mengisi dan menyimpan barang baik hasil kebun atau barang berharga,” ujar Iwan Hanebora, Sekretaris Kampung Sima Terpilih.
Ada dua versi Noken bagi orang Yerisiam. Ada Noken yang disebut “Arobuu”. Arobuu dianyam dari kulit kayu khusus. Benda ini biasanya digunakan untuk mengisi barang-barang seperti pinang, hasil kebun dan sebagainya.
Ada pula Noken yang disebut “Maruka”. Maruka yang terbuat dari kulit kayu, namun bedanya tidak dianyam tetapi kulit kayunya utuh dan tinggal di jahit menjadi Noken. Dan Maroku memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan Arobuu. Kedua benda ini bisa bertahan puluhan tahun.
“Jadi kami dalam mencari pemimpin baru ini sekaligus ingin memperkenalkan dan melestarikan tradisi Noken kepada generasi penerus. Dan arti mendalam dalam pemilihan bahwa inilah pemimpin baru yang kita pilih bersama, jadi semua orang di Sima harus mendukung program kerja dari Kepala Kampung yang baru,” pungkas Iwan.(*)