Budaya

Tempat keramat dan Pengalaman Spritual di Papua Perlu dilindungi

58
Tempat keramat “Ruija”di Kampung Sima, Kabupaten Nabire-Papua – Bumiofinavandu.

Nabire, Bumiofinavandu – Tokoh masyarakat adat wilayah Meepago, Jhon NR Gobai mengatakan, didalam masyarakat adat terdapat tempat-tempat yang diyakini sebagai tempat sakral atau keramat namun ada juga profan. Sakral dan profan memiliki kesamaan walaupun berbeda dalam memperlakukan. Sebab ada syarat-syarat yang haarus dipatuhi.

sakral artinya suci, yang disucikan sementara profan sebaliknya. Misalnya, ada dua buku tebal, yang satu kitab suci, satunya lagi buku akademis.
“Tempat keramat atau yang dianggap sacral itu perlu dilindungi,” ujat Gobai via selulernya pada Sabtu, (26/2/2021).
Didalam masyarakat Papua, kata Gobai, terdapat tokoh-tokoh mesianis yang mempunyai kisah spritual dan mempunyai ikatan spritual dengan sebuah peradaban. Disana terdapat sebuah peristiwa agung yang dilakukan disebuah tempat yang sekarang diyakini tempat keramat atau tempat sakral.
Untuk itu, diperlukan upaya mendorong perlindungan tempat-tempat keramat tersebut sebagai bentuk perlindungan budaya. Yang dapat dikembangkan wisata spritualnya.
“Sehingga, menjadi situs budaya agar ada pengaturan zonasi yang baik agar tidak merusak kesakralan tempat atau lingkungan sekitarnya,” kata Dia.
Mantan legislator Papua ini mengungkapkan, tugas pemerintah daerah adalah membuat regulasi daerah dan mendorong masyarakat untuk melindunginya.
Sebab, masyarakat adat Papua mempunyai cerita cerita tentang perjalanan dan tempat tempat yang mempunyai ikatan spritual atau pengalaman spritual oleh para tokoh dan leluhur yang menjadi panutannya dalam pembebasan. Bahkan diyakini telah mendapat kekuatan dari Tuhan sang pencipta untuk melakukan karya karya keselamatan bagi banyak orang.
Yesus berkata dalam Matius 5:17 ” Jangan kamu sangka aku dtang ke dunia untuk meniadakan hukum taurat, aku datang ke dunia untuk menggenapi Hukum Taurat”
“Jadi, jangan ada pikiran bahwa adat dan spiritualnya adalah kafir,” kata Gobai.
Terpisah, Sekretaris Suku Besar Yerisiam Gua, Rpbertino Hanebora menambahkan, sukunya memiliki beberapa tempat keramat.
Salah satunya adalah “Ruija” merupakan rumah panjang besar yang menampung seluruh orang yerisiam dari segala penguru mata angin. Akan tetapi, terjadi satu persoalan yang akhirnya memisaknan suku ini.
“Jadi kami selalu jaga tempat itu. Namanya Roija, tidak bolah ada siapapun merusak wilayah itu,” yambah Hanebora.(Red)
error: Content is protected !!
Exit mobile version