Nahkoda KM Labobar, Komarudin mengatakan, kapasitas kapal yang dinakodahi untuk penumpang mencapai 3.000 tempat tidur. Dan dalam pelaksanaannya dalam penerapan protokol kesehatan, hanya diwajibkan 50%. Akan tetapi, penumpang tidak mencapai setengahnya.
“Kami hanya akan menerima penumpang setengah dari kapasitas yang ada. Tapi ini setengahnya saja tidak ada walaupun tetap megacuh 50%,” kata Komarudin di anjungan KM Labobar, Selasa (30/3/2021).
Menurutnya, proses embargasi kapal KM Lalobar yang dinakohadi sangat mengutamakan protokol kesehatan (prokes). Pihaknya selalu akan mengingatkan penumpang untuk menggunakan masker, mencuci tangan termasuk menjaga jarak. Sesuai tempat tidur dengan nomornya.
“Kami tetap utamakan prokes dalam embargasi,” tuturnya.
Dalam setiap pelabuhan singgah, jelas Komarudin, penumpang tidak diwajibkan turun sebelum kapal disemptor terlebih dulu. Nantinya, setelah dipelabuhan terakhir (Jayapura), juga kapal akan di bersihkan dan melakukan penyemprotan. Setelah itu baru kemudian penumpang diwajibkan naik ke kapal.
Sementara untuk Anak Buah Kapal (ABK) setelah kembali ke pelabuhan awal (Surabaya). Seluruh kru kapal akan melakukan rapid tes.
“Kru tiap 14 hari sekali akan rapid di Surabaya sebelum berangkat lagi di homebase,” komarudin menjelaskan.
Ia berharap kepada seluruh penumpang kapal agar tetap mentaati prokes. Mari sama-sama menjaga jangan sampai tertular dan menularkan, dengan menggunakan masker, menjaga jarak serta mencuci tangan.
“Kami akan tetap melakukan perbaikan jika keliru, demi kenyamanan penumpang dalam pelayaran. Dan kita sama-sama saling menjaga jangan sampai tertular,” harap Komarudin.
Kepala operasional PT Pelni Cabang Nabire, Isak Samuel Ayeri, ketika mamantau KM Labobar yang hendak bersandar di Dermaga Samabusa – Bumiofinavandu.id
Kepala operasional PT Pelni Cabang Nabire, Isak Samuel Ayeri, menambahkan, pemeriksaan tiket sangat ketat mulai dari into masuk terminal pelabihan. Para calon penumpang saat menunjukan tiket, juga diwajibkan untuk menyertakan surat rapid tes antigen yang dinyatakan dengan hasil negatif.
Isak, juga mengataan bahwa tim terpadu yang akan melayani di pintu masuk. Mulai dari TNI polri, petugas pelabuhan, tim gugus tugas, pelni dan pol PP.
“Dan harus ukur suhu tubuh, begitu juga dengan penumpang yang turun. Harus menunjukan surat rapid tes negative dan diukur suhu tubuhnya sebelum meninggalkan pelabuhan,” kata Ayeri menambahkan.
Murni , salah satu penumpang mengungkapkan bahwa semenjak kapal bertolak dari dermaga Surabaya, memang terlihat menumpang tidak banyak seperti sebelum pandemi.
Penumpang dari Surabaya tujuan Jayapura ini mengisahkan, tempat tidur sudah dibatasi dengan jarak yang sudah ditentukan. termasuk petugas selalu mengingatkan penumpang untuk menggunakan masker dan menjaga jarak.
“Saya dari Surabaya dan mau ke Jayapura. memang penumpang sedikit sekali. banyak dek yang kosong. kami selalu diingatkan untuk jaga prokes,” ungkap Murni(Red)