Ekonomi

Program UPTD KPHL Unit 2 Nabire, tingkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis SDA

92
Huro Drink , buatan warga binaan UPTD KPHL unit 2 Nabire. – Bumiofinavandu.

Nabire, Bumiofinavandu – Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (UPTD KPHL) Unit 2 Nabire, Dinas Kehutanan Provinsi Papua memiliki beberapa program kerja. Salah satu programnya, bermuara pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program ini berbasis sumber daya alam (SDA), sesuai amanat UU kesejahteraan sosial Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

“Dari situ, sebagai pengelolah tingkat bawah atau Daerah, kami sedang berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis SDA,” ujar Kepala UPTD KPHL Unit 2 Nabire, Mario Duwiri kepada Bumiofi, Senin (06/09/2021).

UPTD KPHL Unit 2 Nabire kemudian berinovasi untuk menciptakan prodak, yang bahan bakunya mudah di dapat dan selalu tersedia. Sehingga, hampir dua Tahun terakhir, terdapat dua kelompok yang di bentuk untuk budidaya penanaman pinang. Pinang dipilih lantaran bahannya mudah diperoleh.

Sebab selama ini kata Duwiri, pinang di konsumsi masyarakat dianggap sebagai bagian dari pergaulan. padahal pinang juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain yakni diolah menjadi kopi, dari pinang kering.

“Jadi inovasi kami adalah buah pinang yang diolah menjadi kopi. Makanya dua Tahun terkhir kami sedang giat membina beberapa kelompok tani binaan,” kata Duwiri.

Menurut Duwiri, nama produk yang sedang diolah adalah kopi Pinang dengan nama dagang berasal dari dua kata, ‘Huro Drink’. Huro sendiri berasal dari bahasa Mambor dan Hariti yang berarti Pinang, sedangkan Drink berarti minuman.

Terdapat dua jenis ‘Huro Drink’. Pertama Kopi dan kedua Sari Pinang Jahe (minuman instan yang siap diseduh).

“Bahan baku semua dari masyarakat yaitu Pinang. Kami berikan pemahaman bahwa dari pada pinang tua di buang, mari kita manfaatkan untuk mengharumkan nama Kabupaten kita,” tuturnya.

Dia menjelaskan, terdapat nama kelompok dalam kemasan ‘Huro Drink’, yaitu Kelompok Pelangi Papua yang memproduksi kopi pinang. Kelompok lain yaitu kelompok pinang jahe. Kedua kelompok tersebut beranggotakan Orang Asli Papua (OAP) yang berdiam di Kampung Kaladiri 1 dan Kaladiri 2, Distrik Wanggar.

Kedepan kata Duwiri, produksi Huro Drink akan dikelola langsung oleh kelompok tani sendiri setelah mendapatkan pendampingan dari UPTD KTHL unit 2 Nabire. Pendampingan dimaksud adalah pelatihan dan fasilitas peralatan.

“Harapannya kalau mereka (kelompok tani) sudah bisa olah sendiri maka kami akan lepas (serahkan) untuk mereka kelola. Persoalan saat ini adalah bahan baku masih terbatas, yang diperolah dari sekeliling masyarakat,” pungkasnya.(*)

error: Content is protected !!
Exit mobile version