Caption : Pendeta Muda, Sambena Inggeruhi. – Bumiofinavandu/Istimewa.
“Sebuah Tinjauan Nubuatan”
Oleh Sambena Inggeruhi
Nabire, Bumiofinavandu – Ketika orang Papua mengalami masalah yang bertubi-tubi, berada dalam persimpangan kemelut, kekerasan, kematian, “OTSUS JILID II, PEMEKARAN” (DOB) semua raja-raja di Papua berdiam diri. Tidak ada yang berdiri menjadi seorang Firaun, atau Hizkia. Mari kita lihat pelajaran yang berharga yang dilakukan oleh raja HIZKIA di Yerusalem, ketika Israel tersesak oleh raja-raja Asyura, HIZKIA mengeluarkan maklumat untuk paskah dirayakan agar penyelamatan Yerusalem dan orang Israel bisa diselamatkan.
Keluaran 12 : 1
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir:
Keluaran 12 : 2
“Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.
Firman Tuhan 2 Tawarikh 30 : 1
Kemudian Hizkia mengirim pesan kepada seluruh Israel dan Yehuda, bahkan menulis
surat kepada Efraim dan Manasye supaya mereka datang merayakan Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem.
2 Tawarikh 30 : 5
Mereka memutuskan untuk menyiarkan maklumat di seluruh Israel, dari Bersyeba sampai Dan, supaya masing-masing datang ke Yerusalem merayakan Paskah bagi TUHAN, Allah Israel, karena mereka belum merayakannya secara umum seperti yang ada tertulis.
Kembali kepada Zaman Yesus Kristus, Ia menyelenggarakan program penyelamatan atas penebusan kekal dilakukan melalui dan di dalam paskah.
Paskah sangat penting dan menjadi ketetapan penebusan kekal dalam kelepasan orang Israel saat tersesat di dapur peleburan Firaun di Mesir. Firaun dan Hizkia dan Yesus sebagai manusia tampil untuk merayakan paskah agar kelepasan dapat terjadi.
Yesus saja yang sebagai manusia namun Tuhan dalam paskah, ia menghormati Firman-nya dan merayakan paskah sebelum ia menyerahkan diri sebagai korban sulung anak domba paskah di Golgota.
Matius 26 : 17
Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?”
Matius 26 : 18
Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.”
Oleh sebab itu perayaan paskah bukan soal Jumat agung atau kematian dan kebangkitan sebagai perayaan seremonial biasa.
Paskah merupakan ibadah tertinggi dalam hadirat Tuhan yang harus dirayakan selama 7(tujuh) hari, untuk membawa kita ketitik nol untuk mengaku segala salah dan dosa pribadi, dosa suku, dosa bangsa. Untuk masuk dalam kelepasan.
Dasar Firman ini, maka gubernur, bupati dan walikota di Tanah papua harus menyerukan perayaan paskah yang dilakukan secara kebangsaan Papua dihadapan Tuhan dalam ibadah paskah kebangsaan seperti yang pernah dilakukan oleh Musa dan HIZKIA.
Tanah Papua adalah tanah yang telah ditebus oleh darah anak domba paskah, Mansinam menjadi saksi dari sejarah peradaban Injil. Sehingga para pemimpin Papua jika keluar dari kebenaran Firman maka kita akan mengalami kesukaran yang satu ke kesukaran yang lain.
Oleh sebab itu dalam pesan paskah, saya sebagai tokoh Papua menghimbau untuk gubernur dan bupati, ketua-ketua sinode, Klasis di seluruh Papua untuk menetapkan perayaan ibadah paskah dalam standar kolektif Papua dihadapan Tuhan.(*)
Penulis; adalan seorang Pendeta Muda di Lingkungan Gereja GPDP Nabire, Ia juga menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Nabire periode 2019-2024.