Nabire, Bumiofinavandu – Pemuda dan Pemudi Kei di Kabupaten Nabire, Papua, melaksanakan pertemuan di Kafe Pojok, Kelurahan Karang Mulia Nabire pada Sabtu (30/04/2022).
Para pemuda dan Pemudi yang berasal dari Kei Kecil maupun Kei besar ini ingin mempererat persatuan dan semboyan ‘Ain Ni Ain’ di Kalangan mereka.
Koordinator pertemuan, Dedison G.M. Eleujanan mengatakan, banyak kaum muda orang Kei di Nabire. Namun belum mempunyai wadah untuk menghimpun dan mempersatukan para pemuda, walaupun sudah ada kerukunan yakni Ikatan Kerukunan Masyarakat Kei.
“Ikemas Kei memang ada, tapi wadah untuk menghimpun pemuda belum ada. itulah tujuan kami kumpul malam ini untuk menjadikan wadah atau perkumpulan sebagai ajang silaturahmi,” kata Eleujanan.
Menurutnya, perlu ada wadah guna mempererat persaudaraan sesama pemuda Kei, baik dari Kei kecil maupun dari Kei besar. Sebab filsafat orang Kei yakni ‘Ain Ni Ain’ harus melekat di dalam diri pemuda Kei.
“Itulah tujuan utama kami kumpul malam ini,. jadi kalau sudah terbentuk wadah, nantinya kami siap mendukung setiap program kerja yang dilaksanakan oleh badan pengurus Ikemaskei di Nabire.” tuturnya.
Lanjut Eleujanan, selain ada niat untuk membentuk wadah, pertemuan tersebut juga bertujuan untuk memberikan dukungan kepada panitia HUT Pattimura Ke-205 Tahun 2022 serta Panitia Halalbihalal Tahun 2022.
Sehingga Pemuda Kei siap untuk bergabung dengan panitia dan Basudara lain dari Ikemal atau sesama Maluku dalam menyukseskan dua kegiatan dimaksud.
“Kami juga ingin berikan dukungan untuk panitia HUT Pattimura dan Halalbihalal,” pungkasnya.
‘Ain Ni Ain’
Satu filsafat dari Suku Kei adalah ‘Ain ni ain’. vu’ut ain mehe ngivun ne manut ain mehe ni tilur. (Kami ini satu, satu kesatuan, satu tiang tak bisa dilepaskan).
Filsafat ‘Ain ni Ain’ adalah ungkapan yang menunjukkan orang Kei hidup di dalam ikatan kekerabatan. Arti Ain ni Ain adalah saling mempunyai satu dengan yang lain, kita saling memiliki, bagian dari yang lain.
Lalu falsafah ‘vu’ut ain mehe ngifun ne manut ain mehe ni tilur’, berarti bahwa kita (orang Kei) diibaratkan ikan-ikan dari satu indung telur, atau telur-telur ayam yang berasal dari satu induk, hubungan berdasarkan asal dari satu orang tua, satu kandungan.
Sebab itulah, setiap orang Kei pasti sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan.(*)