Puriri,,,,,
Pulau kecil nan indah dengan pasirnya yang putih. Berada di muara sungai yang besar di kawasan Mimika Timur Jauh, Papua Tengah. Laut dan sungai di sekitar pulau ini menjadi jalur transportasi menuju ke kampung-kampung yang ada di tiga Distrik di Mimika.
Tiga Distrik tersebut adalah Distrik Mimika Timur Jauh, Distrik Jita serta Distrik Agimuga.
Tak hanya itu jalur ini pun digunakan untuk menuju ke wilayah Kabupaten Agats. Dengan menggunakan Perahu nelayan, long boat, speed boat, perahu susun dan kapal.
Menurut cerita para tetua, dulu untuk mencapai ke kampung-kampung di Mimika Timur Jauh, Jita dan Agimuga, masyarakat tak harus melewati laut, tetapi mereka harus melalui jalur tanggul Barat dan tanggul Timur. Namun sekarang jalur itu sudah kering tertimbun endapan tellingtelling pembuangan limbah oleh PT. FI.
Sembilan Tahun yang lalu, awal saya datang ke Distrik Agimuga pun masih bisa melewati jalur sungai, namun tahun ini sudah tidak bisa lagi. Karena jalur sungai mulai ditutupi oleh material pasir dan lumpur, banyak pohon yang tumbang dan ada pula pohon-pohon bakau yang baru tumbuh di tengah sungai yang menghalangi jalur perjalanan kami.
Puriri,,,,,
Sembilan Tahun lalu, 14 Agustus 2013. Gelombangmu yang sombong menghantam sepeed boat yang kami tumpangi bersama rombongan Guru-guru tiga SD Agimuga beserta keluarga yang berjumlah sekitar tujuh orang hingga nyaris terbalik kala itu, semalaman kami terombang-ambing di dekatmu.
Alunan perahu seolah memaksa mata untuk terpejam di tengah derasnya hujan dan dinginnya angin laut berharap fajar cepat datang. Untuk menyingkirkan gelombangmu, namun kala fajar tiba, deru ombak masih terdengar kuat dan kilau putih pecah di kejauhan.
Sehingga dengan berbagai pertimbangan, (kehabisan bekal,anak balita, dan dua anak usia sekolah di sipit boat) kami putuskan untuk kembali ke Pomako.
Oh,,,,, PURIRI,,,,,
Sebulan berselang sejak hari itu, ternyata ganasmu belum surut. Tanggal 15 September 2013 kami pun bertolak menuju distrik Agimuga.
Perahu yang kami tumpangi itu melaju dengan gagahnya, namun kami hanya berputar-putar di sekitar muaramu saja. Gulungan ombak putih yang pecah di kejauhan, dan air sungaimu yang surut tak memungkinkan bagi kami untuk melanjutkan perjalanan.
Kami bersandar di dekatmu, menikmati indahnya hamparan pasirmu, dan menikmati indahnya matahari tenggelam di ujung laut.
Sebuah tenda didirikan, semua kami berbaur di dalamnya, Pemimpin dan staf serta kami yang ditugaskan di sekolah menyatu dalam sebuah tenda, sekedar berlindung dari rintik hujan yg mulai turun di malam itu.
Tak ada yang nyaman,,,,,
Dinginnya angin malam membuat tubuh ini menggigil sampai bergoncang-goncang hingga membangunkan semua yang telah tertidur kala itu.
Tak lama kemudian, tiupan angin laut merobohkan tenda tempat berlindung, mengharuskan bapak-bapak kawani laki-laki bangun dan membangun ulang tenda.
Keesokan harinya, kami mendapat berita ada perahu yang terbalik di perairan Mimika Barat Jauh. Sehingga ketua rombongan memutuskan untuk kembali ke Timika.
Puriri,,,,,
Namamu seolah menjadi momok bagi kami yang bertugas di daerah Timur Jauh Mimika. Keganasan lautmu menelan banyak korban.
Kami takut, kami cemas, kami gelisah, bila melintas di dekat perairanmu. Tak henti doa kami panjatkan kepada sang Kuasa, agar selalu dalam lindungan-NYA sang khalik pemilik alam ini.
Puriri,,,,,
Bahkan mendengar namamu saja, seketika mengingatkan semua trauma yang kami alami. Rasa trauma yang terus kami lawan, Karena melintas dekatmu menjadi satu-satunya pilihan.
Puriri,,,,,
Terkadang engkau begitu tenang, laksana air sungai, tanpa gelombang tanpa arus sedikitpun. Mulus Bagai jalan raya yang baru diaspal, membuatku bersorak gembira, dan bisa tidur dengan tenang di atas perahu ketika melintas di dekatmu.
Puriri,,,,,
Banyak cerita yang terlalu panjang bila kutuliskan. Engkau adalah saksi bisu perjalan dinasku. Pergi dan pulang dari Agimugaku.
Semoga segera terealisasi pembangunan jalan darat menuju kampung-kampung di daerah Mimika Timur Jauh, Jita dan Agimuga. ❤️
Puriri,,,,,
Bukan hanya momok bagi yang bertugas di tiga distrik tapi momok bagi semua orang yang melintasimu termasuk para nelayan dan atau yang sekedar refreshing pergi mancing.
Puriri,,,,,
Entah sudah berapa banyak korban perahu, speedboat, longboat dan orang yang menjadi korbanmu dan entah sampai kapan kau masih terus membutuhkan korban baru?
Puriri,,,,,
Pulaumu indah jika laut teduh apalagi disaat matahari terbit dan atau terbenam, hamparan pasirmu yang halus mengelilingi pulau, burung pelikan yang indah yang selalu bermain sambil mencari ikan tetapi keindahanmu akan berubah seketika menjadi momok yang mengerikan bagi siapa saja yang melintasi didekatmu apalagi disaat angin kencang dan arus pasang serta surut dengan kecepatan tinggi.
Puriri,,,,,
Akan selalu menjadi cerita indah dan kelam bagi semua orang yang pernah melintasi mu.
Semangat untuk semua petugas yang bertugas di tiga distrik yang senantiasa melintasi puriri sebagai jalur satu²nya menuju kesana, Tuhan berkati kalian semua.
Cerita ini saya tulis untuk ku kenang di sepanjang hidupku nanti. Dan agar dapat kuceritakan kepada anak-anakku kelak, tentang penyertaan Tuhan yang luar biasa dalam hidupku ini hingga sekarang.
Ini semua demi kemuliaan nama Tuhanku.[*]
Saipa
Nimao
Amole
❤️
Selamat membaca!
*Oleh Agusta You
Dapatkan update berita Bumiofinavandu.com dengan bergabung di Telegram. Caranya muda, Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di Android/Ponsel lalu klik https://t.me/wartabumiofinabirepapuatengah lalu join. Atau dapatkan juga di medsos (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Tiktok) dengan nama akun Warta Bumiofi.