“Dikenang mantan penghuni asrama”
Penghuni asrama, mengenal betul siapa mama Nona. karakter, disiplin dan pengalaman telah diturunkan kepada putri-putripenghuniasrama. Debora Inauri, adalah salah satu mantan penghuni asrama. Dia (Debora mengisahkan, selama di sana (asrama) pada 20 Tahun silam (1997-2000) silam, terdapat banyak pelajaran hidup yang didapatinya seperti melalui didikan displin dan pembentukan karakter.
Buka hanya pembentukan karakter atau didikan disiplin. mama Nona juga mengajarkan mereka tentang berbagai ketrampilan, mulai dari membatik, mengulam, menjahit hingga memasak.
Inauri telah merasakan didikan dan nasehat mendiang mama Nona setelah menamatkan sekolah dan meninggalkan asrama.
Satu pesan dan nasehat mama Nona yang tidak dilupakan Deby adalah ‘Semua penghuni asrama harus saling mengasihi, tidak boleh ada perbedaan. Tidak ada orang pedalaman, tidak ada orang panati, tidak ada orang pendatang namun yang ada adalah putrid mama Nona’.
“Ini yang saya tidak akan lupa nasehat bahwa harus saling mengasihi, saling menolang dan selalu berbuat baik. Semua harus dibawakan dalam doa. Jadi Kami sangat bersyukur didik oleh mama Nona, semua itu telah bermanfaat dan dirasakan setelah meninggalkan asrama,” kisah Inauri.
Kehidupan di asrama Hasrat Suci Puteri Mandiri yang terletak di jalan Merdeka Nabire ini selalu terjadwal sesuai jamnya. Mulai dari bangun pagi pukul 04.00 WIT, seluruh penghuni asrama harus melaksanakan doa pagi.
Setelah itu, piket masak akan menyiapkan saparan pagi sementara yang lainnya menyapu ruangan dan halaman asrama setelah itu, mereka akan ke sekolah.
Pulang dari sekolah seluruh penghuni asrama makan siang, setelah itu akan beristihahat hingga pukul 16.00 sorenya. Lalu bangun tidur, piket akan membersihkan halaman yaitu menyapu ruangan belajar, termasuk lainnya hingga membersihkan kebun di belakang asrama. Disaat yang dama, piket masak akan sedang menyiapkan makan malam.
“Setelah itu, kami mandi dan makan malam pada pukul 19.00 dan doa malam. habis itu kami belajar pukul 22.00 dan malam semua tidur. Tapi sebelum tidur kumpul dulu semua HP ke mama untuk di simpan. Ini rutunitas tiap hari,” ujar salah satu penghuni asrama, Dolince Tigi.
Putri kelas XI (Kelas 2) SMA Adhi Luhur ini me gisahkan bahwa dirinya menjadi penghuni asrama sejak Tahun 2020 silam lantaran orang tuanya berada di Kabupaten Dogoyai. Asrama ini garis karena tidak memungut biaya untuk siapapun yang tinggal di sana.
Satu hal yang tidak akan dilupakan oleh Dolince adalah jika ada tugas dari sekolah yang tidak dimengerti, mereka (putri penghuni asrama) akan menanyakan kepada mama Nona apapun mata pelajarannya.
Karena Mama Nona mengerti sehingga Ia (Mendiang) akan menjelaskan namuan dia juga melarang jika tugas harus dicari jawabannya diinternet. Sebab bagi mama Nona, manusia harus membuka wawasan dengan berusaha dengan berlogika.
Artinya, jangan mencari jawaban ke google atau dari orang lain tetapi harus berusaha sendiri. mama Nona juga jago dalam berpuisi, Dolince mengaku sering dibuatkan puisi terlasuk salah satu kakak kelasnya menjuarasi lomba puisi di SMA Adhi Luhur Nabire dalam rangka 17 Atustus Tahun 2020 silam.
Dolince mewakili kawan-kawannya berharap agar pengganti Mama Nona adalah harus seperti karakter mama nona yang disiplin dan berwibawa, tidak hanya itu, pengganti harus pintar seperti mama Nona.
“Jadi bagi kami mama itu luar biasa. Dia adalag orang rua kami sekaligus guru seumur hidup. Kami sangat kehilangan dan sangat berharap agar pengganti mama Nona adalah orang yang berwibawa dan pintar seperti mama Nona,” ungkapnya penuh haruh.
Kini, Mama Nona telah meninggalkan kita semua untuk selamanya, tapi karya-karyanya akan selalu di kenang oleh masyarakat Nabire terutama Perempuan Papua di Nabire.(*)
BERSAMBUNG,,,,,