Profil

Zacharias Petege, pejuang pendidikan dari Kampung Timepa [Bagian 1]

225
Buku Zacharias Petege.– Bumiofinavandu/Istimewa.
“Saya bekerja dengan berjalan kaki 3 sampai 4 hari dalam perjalanan itu sudah biasa. Hanya Itulah yang bisa saya lakukan selama 40 Tahun demi kemajuan Pendidikan, demi kebaikan manusia, demi dunia baru di wilayah orang Mee, Meeuwo dan Tanah Papua. Yang saya lakukan adalah sama dengan peletakan batu pertama. Generasi mudalah yang membangun rumah yang sudah di letakkan batu pertama itu. saya berharap, pada Tahun 2037, saat tepat 100 Tahun agama masuk di wilayah Meeuwo, Pendidikan kita harus lebih baik, lebih berkualitas, banyak magister, doktor dan profesor yang berkualitas, bukan hasil beli-beli gelar dan ijazah. Kualitas manusia lebih utama. Wilayah Meeuwo dan Tanah Papua bisa dibangun hanya kalau kita memiliki orang-orang terpelajar yang berkualitas”. _ Zacharias Petege.

Banyak pejuang pendidikan atau lazimnya disebut guru. Guru, yang lahir di masa penjajahan adalah mereka yang dengan dengan semangat dan dedikasi tinggi, untuk memajukan ilmu pengetahuan. Hal tersebut semata dilakukan dengan niat tulus untuk generasi kala itu, agar dapat menikmati dan merasakan dunia pendidikan.

Salah satu contoh adalah Zacharias Petege. Dia pantas disebut pejuang pendidikan dari Provinsi Papua (Kini Papua Tengah). Petege berasal dari suku Mee dan lahir sekira di sebuah Kampung bernama Timepa, Distrik Mapia Tengah, Kabupaten Dogiyai.

Petege merupakan seorang pensiunan guru semenjak Tahun 2027 silam yang sebelumnya memilih menjadi guru sejat tahun 1969, menjelang Pepera (Penentuan PendapoarRakrat). Biografi Tersebut sebelumnya ditulis oleh salah satu penulis dari daerah yang sama, yakni Yermias Degei, S.Pd dengan judul “Zacharias Petege, biografi seorang pendidik kampung di Papua”. Sementara kata pengantar dari Yakobus Odiyaipai Dumupa, S.IP.

Ayahnya bernama Tenagai Petege dan ibunya bernama Uwigaiwedai Butu atau nama sarani Lusia. Sesuai ijazahnya, pensiunan guru SD ini lahir Tahun 1947. Tetapi Dia mengatakan bahwa sesungguhnya lahir pada tahun 1942 manun tanggal dan bulannya tidak tercatat. Kendati hanya menjadi guru SD, Petege pernah menjabat sebagai pengawas TK SD, pengawas pendidikan luar sekolah (PLS) yang kala itu disebut Kandep.

Zacharias Petege, menjadi guru sejak Tahun 1969. Dengan cita-citanya menjadi guru pada waktu itu. Ia kemudian menamatkan pendidikan dasar atau SD pada Tahun 1955. Setelahnya, bersama teman-teman lainnya kemudian diseleksi oleh gurunya yang bernama Wellem Tapu (dari suku Kei) untuk dikirim ke Kokonao (Timika). Dengan didukung oleh orang tuanya, pak Kandep sebutan untuk bapak Petege kemudian tiba di Timika dengan berjalan kaki sebelas hari sepuluh malam.

Dia dan teman-temannya kemudian tamat dari sekolah tingkat atas atau setingkat dengan SLTP yakni sekolah guru bawahan (SGB) pada Tahun 1962. Setamat dari SGB, Zacharias ditawarkan untuk melanjutkan sekolah di bidang Meteorologi dan Geofisika di Australia. Tawaran itu ia tolak. Lalu datang lagi tawaran berikut untuk melanjutkan belajar di Osiba (sekolah pemerintahan) di Jayapura. Lagi-lagi ia tolak. Dan Zacharias tetap dengan pendiriannya untuk menjadi seorang guru.

Ada tiga alasannya sederhana dari seorang Zacharias Petege. Yaitu pertama bahwa para leluhur orang Mapia bersama pastor Mapihabi Smith dan beberapa orang lainnya telah berusaha untuk memajukan pendidikan di wilayah pegunungan Mapia. Alasan kedua adalah kedua orang tuanya menginginkan agar Dia kembali ke Kampungnya dengan hasil yakni menjadi guru. Dan ketiga adalah mimpi. Mimpi Zakarias adalah tiba-tiba sudah berada di atas sebuah gunung dan mendengar suara laki-laki. Kayanya ,”Dengarkanlah suara ini, kamu akan bersekolah dan menjadi pintar. Kamu akan ditawarkan ke luar negeri, tetapi kamu tidak usah dengar. Pilihlah menjadindan kembalilah ke daerahmu. Dari mimpi itulah, dia berpendapat bahwa pendidikan itu sangatlah penting.

Zacharias kemudian kembali ke Kampungnya Timepa. Ia kemudian turun ke Nabire pada Tahun 1963 untuk mengikuti tes sekolah guru setingkat atau setara dengan SLTA. usai menamatkan SLTA, Zacharias kemudian mengikuti tes sekolah guru atas atau SGA di Biak. Selanjutnya, ia berada di Biak untuk mendapatkan pendidikan SGA pada Tahun 1965. Setamat dari sana, ia kembali ke Kampungnya lalu mengajar di SD YPPK Dihoudimi Mapia. Dari sinilah ia bertugas dari kampung yang satu ke kampung lainnya, sehingga pernah menjadi kandep lalu pensiun pada Tahun 2017 silam.

Ada empat kesuksesan yang dimiliki pensiunan guru ini. diantaranya;

Pertama, sukses menjadi orang yang berpendidikan. Apalagi di masa itu (masa penjajahan) hingga tahun 1970-an, adalah masa yang sulit dimana orang yang ingin bersekolah tindakan muda.  Bahwa setiap anak yang berusia sekolah harus mempunyai pilihan-pilihan apakah ingin bersekolah atau hanya melanjutkan tradisi dari nenek moyang, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi keluarga. akan tetapi, cita-cita bapak Petege adalah harus mengenyam dunia pendidikan dan harus menjadi seorang guru.

Kedua,  berkeluarga. Cita-cita seseorang adalah bekerja dan berkeluarga lalu hasil karyanya bermanfaat bagi masyarakat. Setelah keinginannya tercapai menjadi seorang guru, Petege kemudian berkeluarga dengan memilih wanita idamannya (istri) yang bernama Rosina Tebai. Dari perkawinannya, Zacharias Petege dan Rosina Tebai dikaruniai tujuh orang anak yang sebagian sudah bekerja dan memiliki keluarga sendiri.

Ketiga, sukses menjadi pioneer pembangunan. Pioneer pembangunan khususnya dalam dunia pendidikan. Sebab ia adalah pionir pendidikan di kampungnya, dimana ia menjadi seorang guru pada masanya. Sekaligus sebagai awal kontak orang Mee dengan pihak luar yakni orang eropa, Maluku, Manado,dan Jawa di masa itu.

Keempat, sukses hidup abadi di surga dalam kebahagiaan. Orang yang beragama pasti akan percaya bahwa pasca kematian, akan ada kehidupan abadi di akhirat.[*]

Bersambung,,,,,,,,,

*Artikel ini sewaktu-waktu akan diperbarui secara berkala.

Dapatkan update berita Bumiofinavandu.com dengan bergabung di Telegram. Caranya muda, Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di Android/Ponsel lalu klik https://t.me/wartabumiofinabirepapuatengah lalu join. Atau dapatkan juga di medsos (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Tiktok) dengan nama akun Warta Bumiofi.

error: Content is protected !!
Exit mobile version