POHON SAGU yang hijau, ilalang yang melambai lunglai, matahari sore yang ditelan awan, dan jalan yang menyibak punggung bukit, adalah teman perjalanan di tepian danau Sentani menuju danau Love.
Danau Love berada di sekitar Kampung Yokiwa, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura – Papua. Menuju kawasan ini tak begitu susah. Ditempuh kira-kira satu sampai dua jam dengan mobil. Atau sekitar lima puluh menit dengan motor, melewati Kampung Yoka, Distrik Heram, Kota Jayapura.
Danau Love memang menjadi salah satu objek wisata, yang sedang “naik daun” di Jayapura sejak empat tahun terakhir. Selain pemandangan sepanjang perjalanan yang membelalakkan mata, spotnya eksotis dan unik. Bentuknya mungil.
Berada di atas bukit dan menyerupai gambar jantung. Seperti sebuah lingkaran kecil atau noktah jika dibidik dari jendela pesawat saat mendarat di Bandara Sentani. Keunikan tersebut menjadikan kawasan danau Love jadi incaran anak-anak muda, dan para petualang Nusantara, saban pekan. Tak terkecuali pemburu foto. Tak sedikit juga yang sekadar ingin difoto dan swafoto bersama kekasih, sahabat, dan keluarga. “Itu viral di medsos,” kata seorang pengunjung, Arnoldus Yansen, ketika ditemui Jubi di Kota Jayapura, 23 Agustus 2018 silam.
Perjalanan melewati pinggiran danau Sentani, menuju telaga Amfote itu menjadi kontras tatkala berbagi fokus pada transportasi publik. Jalanan di sini tak seramai jalur Jayapura-Sentani, atau Jayapura-Arso (Keerom) dan Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Sepi.
Meski beraspal dan dicor semen, tak ditemukan taksi atau angkutan kota (angkot). Sesekali mobil berpapasan dengan mobil lainnya. Atau sesama penumpang mobil pribadi dan sopir yang melambaikan tangan. Ada juga warga yang menunggu di tepi jalan. Mereka hendak ke kota untuk tujuan pribadinya. Misalnya menjual hasil kebun, dan sekadar menikmati keramaian kota, serta tujuan dinas.
“Kami sering angkut mereka di jalan. Ada juga guru yang ingin liburan di kota,” kata seorang sopir dump truk, de Deoz. Pria ini berkisah, dirinya bersama kawan sopir truk lainnya kerap mengangkut warga, yang menyetop mobil untuk menumpang. Jika truk kosong dan telah melepaskan material bangunan di kampung tujuan, maka para sopir mempersilakan warga menumpanginya. Bahkan hingga belasan orang sekali jalan. “Gratis! Memang belum ada taksi,” katanya.
Dirinya menyayangkan kondisi tersebut, sebab penduduk di sekitar kampung itu harus “baku cakar” menunggu tumpangan, jika mau ke kota. Pemerintah setempat sedianya menyediakan taksi rute ini. “Kasihan warga yang ingin ke kota (Jayapura dan Sentani) untuk keperluan mendesak,” katanya.
Padahal Puay, Yokiwa, dan kampung di sekitar lainnya merupakan perkampungan warga di perbatasan Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, dan Kabupaten Keerom. Transportasi danau menjadi andalan warga menuju Sentani. Kadang-kadang jalan darat menjadi alternatif.
Sekitar tahun 1990-an sampai 2000-an diupayakan peningkatan jalan tersebut oleh Pemperintah Provinsi Papua, sekaligus menghubungkan jalur darat tiga kabupaten tadi. Jalan menuju ke kawasan ini dari Kampung Yoka kini beraspal sejak beberapa tahun terakhir. Meski beberapa titik masih berlubang kala itu, euforia warga masih terlihat.
Perjalanan membelah bukit, padang ilalang, dan pohon-pohon, sembari menolehkan pandangan ke arah barat danau terluas di Papua ini, menjadikan sensasi perjalanan semakin asyik. Nun jauh di arah barat danau, sepanjang perjalanan, terdapat sejumlah pulau kecil dan perkampungan warga.
Sesekali mendongak saat mobil menerobos bukit, tampak pesawat dari Bandara Sentani menerabas awan hingga hilang dari pandangan mata. Jalanan ini memang terkesan berbeda, sebab selain masyarakat lokal yang memberikan senyuman yang ramah dan tulus, para pengunjung juga dimanjakan oleh semilir dari arah danau, yang menyapu rambut dan menusuk pori-pori tubuh. Segar.
Beberapa tahun lalu Kabupaten Jayapura mewacanakan pembangunan jalan penghubung kawasan utara atau lepas pantai utara. Dari Kampung Puay, Distrik Sentani Timur, sebelah selatan akan melalui Arso 4 dan menuju Keerom. Jalur yang sama juga bisa ke sebelah timur akan melewati Distrik Ebungfauw, Kampung Skori, Ambe hingga Waibron, Distrik Kemtuk. Dengan demikian, akses ke sejumlah spot wisata menjadi strategis.
Namun, Pemerintah Kota dan Kabupaten Jayapura tak mesti mengabaikan layanan transportasi publik, terutama taksi. [*]
Dapatkan update berita Kalawaibumiofi.com dengan bergabung di Telegram. Caranya muda, Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di Android/Ponsel lalu klik https://t.me/wartabumiofinabirepapuatengah lalu join. Atau dapatkan juga di medsos (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Tiktok) dengan nama akun Warta Bumiofi.