Nabire, BumiofiNavandu – Jika hanya mengharapkan gaji atau upah dari perusahaan sebagai seorang wartawan, belum tentu mencukupi kebutuhan sehari-hari, apalagi memiliki masa depan finansial yang menjanjikan. Hal ini lantaran hamppir sebagian besar media massa adalah perusahaan swasta yang gajinya belum tentu sesuai yang diharapkan.
Hal itu membuat seorang wartawan di Nabire, Papua memilih bekerja mencari berita sambil nyambi (usaha sampingan) untuk menambah penghasilannya. Dia Ridwan Ariyanto, wartawan di media lokal Papuapos Nabire. Dia mencoba berusaha di bidang kuriner, khususnya warung. Hal itu dilakukannya sebab merasa gajinya belum mencukupi kebutuhannya sehari-hari. apalagi di masa pandemi covid-19, ditambah lainnya termasuk biaya sekolah anak, sewa rumah dan lainnya.
Iwan, sapaan akrabnya ini kemudian mencoba nyambi mencari membagi waktunya untuk mencari berita sambil membuka usaha. Keinginan ini menurutnya sudah lama namun baru terwujud beberapa bulan lalu lantaran sudah memiliki sedikit modal usaha, yakni sedikit pinjaman dari temannya yang ingin membantunya. Dia kemudian membuka sebuah warung dengan nama Bakso Bakwan Malang. Alamatnya di jalan Trikora, tepatnya didepan GOR Cenderawasih areal Kantor Pos lama Nabire, Kelurahan Morgo, Distrik Nabire-Papua.
“Sudah lama ingin usaha, tapi baru punya modal. Sayaya coba jualan bakso Malang,” ujar Ridwan pada Senin (28/6/2021).
Warung bakso Malang namanya, dikelola Ridwan bersama isrtinya semenjak beberapa bulan belakangan. Biasanya, warung akan dibuka pada pukul 10.00 – 22.00. Ridwan, seperti biasa akan mencari berita hingga pukul 12.00 siang hari. setelah itu, ia akan mampir di tempat usahanya untuk membatu sang istri berjualan sambil menggarap berita didadapatinya.
“Agak siang kami buka sampai malam. Saya kalau sudah selesai liput nanti ke sini bantu sambil buat berita,” ujar pria 42 Tahun ini. Wartawan Papuapos Nabire yang sudah menulis semenjak Tahun 2006 ini mengakuh, menghabiskan modal sebesar Rp15.000.000 rupiah. Anggaran tersebur digukanan untuk menyediahkan tempat dagangan termasuk perlengkapannya.
Ridwan dan istrinya, kemudian mempekerjakan dua orang untuk membantu usahanya. Sebab, kadang-kadang Dia (Ridwan) akan terlambat ke warung jika sewaktu-waktu ada liputan hingga sore hari. Mereka (Rindwan dan istrinya), akan memberi upah sebesar Rp2.000.000 rupiah perbulannya untuk kedua pembantunya itu.
“Gaji awal mereka saya kasih dua juta. Sebenarnya belum mau ambil karyawan, tapi sudah mulai ramai jadi harus ada. Apalagi kalau liputan kadang sampai sore,” ungkap warga Kelurahan Kalibobo itu.
Dia mengakuh, penghasilannya sudah bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan keperluan lainnya, bila dibandingkan dengan sebelumnya. Sebab gajinya dari perusahaan hanya berkisar satu juta hingga tiga juta rupiah. Jumlah itu tentu jauh dari kebutuhannya per bulan. Apa lagi biaya sewa rumah sudah lebih dari satu juta per bulan, ditambah biaya dan keperluan untuk anaknya yang sudah SMP.
“Saya bersyukur, ada pinjaman modal. Tapi setidaknya kebutuhan sudah bisa terpenuhi sambil angsuran untuk menutupi modal pinjaman,” ucapnya.
Menurut pria asal Jawa Timur ini, tidak ada alasan untuk tidak berusaha menambah penghasilan guna menunjang kebutuhan hidup. Apalagi di masa pandemi yang baginya serba sulit. Sehingga ia akan terus menjalankan usaha warungnya sepanjang tidak mengganggu aktifitasnya sebagai wartawan.
“Istilahnya asal tidak mengganggu pekerjaan utama. Sebab tidak mungkin juga saya berhenti dari wartawan, belum terpikirkan,” tuturnya.
Direktur Papuapos Nabire, Suroso miswan mengatakan, tidak melarang wartawannya untuk berusaha di bidang lain guna menopang dan menambah penghasilan. Sehingga, bila karyawannya melakukan pekerjaan lebih dari satu, dipersilahkan asalkan tidak mengganggu tugasnya.
“Jadi dipersilahkan saja asalkan berimbang. Wartawan kan kerja tidak 24 jam, jadi kalau ada waktu senggang bisa berdayakan waktu yang ada,” kata Suroso.
Sebab tentunya yang dilakukan guna menambah penghasilan, apalagi di masa pandemi covid-19 seperti saat ini. maka jika ada potensi dalam diri wartawan, silahkan dikembangkan.
“Ini sah sah saja kalau untuk menopang ekonomi keluarga. sebenarnya bukan hanya wartawan, profesi lainpun bisa asalkan bagi waktu, punya niat untuk berusaha,” pungkasnya.(Red)