Wara-wiri

Selamat Hari Noken dan Kekerasan terhadap Mahasiswa Papua di Kupang

128
Ilustrasi Noken dari Google

*)Titus Ruban

Ramai dan padatnya jalanan di Kota Nabire pagi ini (04/12/2023), memaksaku untuk menatap seseorang dibalik sepeda motornya. Saya penasaran dan terus memandangnya, ternyata dia pun demikian.

Saya melajukan motor dengan berusaha untuk melambung dia dan berniat menepi untuk mencegatnya berhenti sejenak.

Ternyata kawan ini menang maksudku dan ikut menepi. Saya membuka helm yang sedari tadi membungkus kepala. Dia tersenyum dan saya membalasnya.

Kami lalu saling menyapa lalu menceritakan kabar masing-masing. Kebetulan hampir lebih 10 Tahun kami di Kota yang sama, jarang bertema walau saling bertegur di pesan WhatsApp.

Hanya sekedar ngobrol di ruang ngelantur, hingga membahas hangatnya informasi dan kasus yang terjadi di Kupang belum lama ini. Yakni mahasiswa Papua melakukan demo di Kupang, mereka dipukul kemudian organisasi masyarakat (Ormas) Garuda dan Garda Flobamora Ormas.

Hal itu terjadi di Jalan Piet A Tallo, Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, NTT, Jumat (1/12/2023) lalu. Bukan baru kali ini, beberapa bulan sebelumnya juga terjadi hal serupa oleh ormas yang sama.

Lalu apa hubungannya hari Noken dan Kekerasan terhadap Mahasiswa Papua di Kupang

Kita tinggalkan pertemuan saya dengan kawan tadi. Dalam perjalanan pulang, saya teringat akan peringatan hari noken ke-11 tanggal 04 Desember 2023 hari ini.

Saya kemudian teringat akan peristiwa kemarin sore, dimana kerukunan Flobamora Papua Tengah, telah mengundang beberapa awak media untuk melakukan konferensi pers terkait tindakan ormas di NTT.

Tindakan tidak terpuji itu dikecam banyak pihak, terutama masyarakat Papua. Barangkali tidak ada hubungan hari Noken dengan kekerasan ini, namun kecaman yang terjadi oleh berbagai pihak, terutama orang asli Papua, bisa menunjukkan bahwa kejadian terhadap saudaranya di Kupang dapat dirasakan oleh orang Papua di Tanah Papua. Sebagai rasa solidaritas sesama anak Noken.

Noken dimata orang Papua dari tujuh wilayah adatnya, memiliki makna yang mungkin saja berbeda namun sama dalam penggunaannya. Maka “Tanah Papua adalah Noken dan Noken Adalah Tanah Papua”.

Noken, dari berbagai makna yang diketahui, bila dikaitkan dengan Tanah Papua, ibarat noken dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Maka Tanah Papua telah dihuni oleh manusia dari berbagai suku, ras, agama serta golongan. Begitu pula Noken yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Pendeta Mordekhai Oilla dalam konferensi pers di kediaman Ketua Flobamora Papua Tengah, Dhoga Mikhael pada di Kampung Kali Harapan, Distrik Nabire, pada Minggu (03/11/2023) malam. Bahwa masyarakat Flobamora yang sudah puluhan tahun di Tanah Papua, telah merasa dan menganggap bahwa orang Papua adalah keluarganya.

Sebab orang Papua bagi warga non Papua yang hidup di Tanah Papua Hari ini adalah mama, bapak, saudara, sahabat, adik, kakak, anak yang sudah puluhan Tahun hidup berdampingan.

“Untuk itu, kami sampaikan kepada keluarga kami di NTT pada umumnya, supaya dapat menerima orang Papua yang berada di sana (NTT) sebagaimana orang Papua memberlakukan kami di sini sebagai keluarga,” ungkap

Pendeta Oilla menilai, ormas yang melakukan tindakan atau penganiayaan terhadap mahasiswa Papua adalah tindakan kejahatan. Sehingga Pendeta Mordekhai mendesak Pemerintah dan pemangku kepentingan di NTT untuk segera membubarkan ormas yang bersangkutan.

Sebab kata dia, tindakan tersebut tidak sama sekali mewakili seluruh orang NTT dimanapun berada, apalagi di Tanah Papua.

“Kami mohon maaf, tapi satu salah maka kami semua mengaku salah bersama oknum-oknum yang melakukan kejahatan. Bila perlu bubarkan saja ormas melakukan kejahatan terhadap adik-adik kami di Kupang,” ucapnya.

Lanjutnya, agar masyarakat NTT di Papua hidup dengan aman dan damai bersama keluarga orang Papua. Sebab orang NTT sudah hidup berkeluarga dan berdampingan puluhan tahun di Tanah Papua.

“Kami hidup bermasyarakat, berkeluarga dengan melayani Tuhan dengan aman. Jadi kepada orang Papua, persahabatan dan kekeluargaan yang selama ini kita rawat selama ini, mari kita pertahankan. Amin,” harapnya.

Lalu pertanyaannya, siapakah ormas ini? Apa motifnya? apakah ada pihak lain ikut bersekongkol di balik dua kejadian itu? Dan mengapa dua kejadian itu harus terjadi?

Sekalipun demonstrasi dengan meminta merdeka atau apapun itu, merupakan bagian dari kewenangan aparat keamanan? Mengapa ada ormas yang ikut menyerobot tugas tang tanggung jawab aparat Keamanan? Sejauh mana rasa nasionalisme ormas ini terhadap NKRI hingga begitu rakusnya mencampuri tugas kepolisian?

Mengapa ormas ini tidak dibubarkan? Ataukah ormasnya sengaja dibiarkan untuk melakukan kejahatan terhadap orang Papua?

Kita tunggu atensi Kapolda NTT yang mengaku akan menindak tegas para pelaku dari ormas yang melakukan tindakan itu.[*]

Selamat Hari Noken ke-11, 04 Desember 2023. Cinta Noken berarti anda cinta Orang Papua. Salam!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Bumiofinavandu.com”, caranya klik link https://t.me/wartabumiofinabirepapuatengah lalu join. Jangan lupa install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!
Exit mobile version